Untitled Document
Untitled Document
Pekanbaru » Posting »
Cinta Buta(ku) pada Premium (2) habis
Tutor by: Menhard dibaca:9972 kali, Posted on 2013-05-20 10:51:43


Cinta Buta(ku) pada Premium (2)  habis

 

Tidak cukup sampai di situ, beberapa bulan kemudian Tribun Pekanbaru - Senin, 28 November 2011 20:22 WIB  (http://pekanbaru.tribunnews.com/2011/11/28/premium-langka-masyarakat-pilih-eceran-atau-pertamax) memberitakan kelangkaan premium di Kota pekanbaru membuat masyarakat pengendara motor harus membeli premium di penjual bensin eceran.  Hal yang sama juga diberitakan VIVA news melalui http://nasional.news.viva.co.id/news/read/268014-kelangkaan-premium-di-pekanbaru--spbu-diserbu. “VIVAnews - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium di Pekanbaru terus terjadi. Hingga malam ini, pembeli mengantre di sejumlah SPBU. Para pengendara sepeda motor dan mobil menyerbu SPBU. Akibatnya, kemacetan di ruas jalan dekat SPBU tak terelakkan.”

 

 

 

Karena persediaan BBM di kendaraan Saya sudah menipis, awalnya Saya juga termasuk dalam golongan pengantre BBM, karena terlalu ramai saya mengundurkan diri, tidak jadi membeli (Jangan-jangan pas giliran Saya mengisi, BBMnya malah habis!?). Saya mengambil kesimpulan dan keputusan membeli premium kepada penjual eceran pada kios-kios penjual yang banyak bermunculan. Rupanya “langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium di Pekanbaru dimanfaatkan sejumlah pengecer untuk mendapatkan untung empat kali lipat lebih. Berdasarkan pantauan okezone para pengecer tidak segan-segan  mematok harga selangit untuk meraup keuntungan lebih besar. Premium yang biasanya dijual Rp 4.500 perliter ditangan para pengecer harganya bisa melambung mencapai Rp. 20.000,- per liternya. (http://bola.okezone.com/read/2011/03/06/320/431927/320/harga-premiun-melejit-rp20-ribu-per-liter-di-pekanbaru). Lebih lanjut okezone memberitakan alasan pengecer dalam menaikkan harga. “BBM langka sekarang, kalau mau saya punya tapi harganya Rp. 20 ribu”, kata salah satu pengecer di Panam, Pekanbaru, saat menawarkan kepada pembeli yang terpaksa harus membelinya, Minggu  (6/3/2011).

 

Walaupun harganya selangit, Saya bersama beberapa orang lain ikut berebutan untuk membeli pada sebuah kios, karena harga yang ditawarkan penjual agak murah dibanding yang lain, yakni Rp. 15.000,- per liter. Cinta kepada Premium membuat saya lupa segalanya. Termasuk lupa kepada Pertamax yang sebenarnya lebih baik secara kualitas dibanding premium.  Dirjen Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita Herawati Legowo dalam rapat bersama dengan anggota Komisi VII DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (21/3/2011),  menekankan agar masyarakat lebih memilih menggunakan Pertamax, karena BBM jenis Pertamax lebih memiliki kualitas dan efisiensi hingga 30%. Sementara penggunaan premium untuk kendaraan yang menggunakan oktan 92 justru tidak efisien. (http://yoebaubay.wordpress.com/2011/03/21/banderol-pertamax-dan-premium-cuma-beda-rp-100-bila-tanpa-subsidi/).

 

Saya menjadi “buta”. Padahal sebagai mana dimuat dalam http://tech.dir.groups.yahoo.com/group/Migas_Indonesia/message/106349, harga Pertamax  pada tanggal 2 Maret 2011 hanya sebesar Rp. 9.100,-. Harga itu jauh di bawah harga pasar yang ditawarkan penjual Premium eceran (Rp. 15.000),-. Saya menjadi “buta” karena dalam pemikiran yang ada hanya Premium sebagai bahan bakar. Secara teori  Sukirno (2009:80) telah menggariskan dan mengingatkan bahwa adanya barang pengganti akan dapat mempengaruhi permintaan. Artinya seharusnya dalam kondisi normal, meningkatnya harga Premium mengakibatkan saya sebagai konsumen melirik pengganti (Pertamax) yang secara kualitas lebih baik dan harganya pun lebih murah. Saya tetap loyal kepada yang namanya Premium.. hehehehe.…

 

Untuk menjawab keadaan “cinta buta” Saya di atas, Dubachek (2005) dalam Ferrinadewi (2008:142) mengemukakan bahwa “Perasaan terancam akan mendorong konsumen melakukan pembelian yang bertujuan mengurangi ancaman”. Jadi wajar saja saya melakukan pembelian walau harga mahal karena takut tidak kebagian premium yang mendadak jadi “celebrita” karena langkanya.  Gitu lho .....!

 

Artikel terkait, silahkan baca : http://www.ipi-leppindo.com/stie/Artikel-Umum/Pekanbaru/2013/05/594/Perbedaan-Premium-Pertamax-Pertamax-Plus.html



Loading...
 Komentar Lainnya (16)

Nama : Email : Blog/Web :

:D :P ;;> ;) :) :O :: =s :g :-? :@ :-)) :-bd I-) B-) ):b :-/ :o:
:x =D> :-)/\:-) =)) @_@ o|^_^|o

Untitled Document
Untitled Document